Foto: The Guardian
Disclaimer: Artikel ini
ditulis sebelum Taylor Swift mengumumkan bahwa ia membeli hak
master enam album pertamanya dari Shamrock Capital
Ketika Anda membuka laman diskografi Taylor Swift entah itu di Spotify,
Apple Music, atau streaming platform lainnya, pernahkah Anda
bertanya-tanya apa yang membedakan Taylor’s Version dengan
versi orisinalnya?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, biarkan saya sebagai salah seorang
Swifties—sebutan penggemar Taylor Swift—menjelaskan sepak terjang Taylor Swift
di industri musik.
Apa Itu Master?
Taylor Swift mengawali karirnya dengan merilis lagu “Tim McGraw” pada
tahun 2006. Mulai dari tahun 2005 sampai tahun 2018, ia menanda tangani kontrak
dengan Big Machine Records. Bisa dibilang, Big Machine Records adalah label
rekaman kecil dan Taylor Swift merupakan satu-satunya musisi besar yang berada
di label rekaman tersebut.
Taylor Swift telah merilis album yang didistribusikan oleh Big Machine
Records, yaitu Taylor Swift (2006), Fearless (2008), Speak Now (2010), Red (2012),
1989 (2014), dan Reputation (2017). Master-master dari semua album itu dimiliki oleh
Big Machine Records.
Apa itu master? Master dapat diartikan sama dengan hak cipta. Jika
master dari album Anda dimiliki oleh label rekaman Anda, artinya sebagian besar
royalti baik dari jumlah stream, jumlah penonton video klip, dan
lain-lain akan masuk ke kantong label rekaman Anda. Anda akan mendapatkan
keuntungan yang lebih sedikit, belum lagi keuntungannya harus dibagi
dengan co-writer(s), produser, dan lain-lain. Aturan itu hanya
berlaku selama Anda berada di bawah naungan label rekaman Anda. Ketika kontrak
Anda dengan label rekaman Anda telah habis, maka Anda takkan mendapat royalti
lagi.
Itulah alasan mengapa banyak musisi yang siklus karirnya merekam album,
wawancara dengan awak media, tampil di atas panggung, dan ulangi. Ketika
seorang musisi diwawancara dan tampil di panggung, sebagian besar keuntungan
diberikan kepada musisi tersebut. Jika seorang musisi hanya bergantung pada perilisan
album, pendapatannya hanya seberapa. Setidaknya, dengan diwawancara dan tampil
di panggung, musisi bisa balik modal.
Label rekaman yang tidak mengizinkan musisi untuk memiliki masternya
adalah sistem kapitalis yang dikritisi oleh Taylor Swift. Ini bukan tentang
uang, melainkan tentang begitu tidak adilnya seorang musisi yang mendapat
penghasilan tidak seberapa dari lagu-lagu yang ia tulis sendiri.
Selama bertahun-tahun lamanya, Taylor Swift telah meminta Scott
Borchetta—pendiri Big Machine Records—untuk membeli semua master dari
album-albumnya. Scott Borchetta berjanji akan memperbolehkan Taylor Swift untuk
membeli master-master itu, namun sampai kontrak mereka selesai, Scott
Borchetta tak kunjung menepati janjinya.
Pada Juni 2019, tersiar kabar bahwa Scott Borchetta secara diam-diam
telah menjual semua master dari enam album Taylor Swift seharga $330 juta
kepada Scooter Braun. Siapakah Scooter Braun? Musuh Taylor Swift. Kabar buruk
ini tentu mengkhianati Taylor Swift yang mengira Scott Borchetta adalah sosok
yang bisa dipercaya. Terlebih lagi, Taylor Swift pernah curhat kepada Scott
Borchetta atas tindakan perundungan yang dilakukan Scooter Braun padanya.
Siapakah Scooter Braun?
Scooter Braun adalah seorang talent manager yang pernah
bekerja dengan Ariana Grande, Demi Lovato, Madison Beer, Carly Rae Jepsen, dan
banyak musisi lainnya. Saya tulis “pernah” karena musisi-musisi tersebut tidak
lagi bekerja dengan Scooter Braun yang terkenal toxic.
Pada Juli 2016, Taylor Swift berseteru dengan Kanye West. Dalam lagunya
yang berjudul “Famous”, Kanye West menyinggung Taylor Swift dengan lirik “I
feel like me and Taylor might still have sex. Why? I made that bitch famous.” Ia juga mengunggah video klip berisi potret badan Taylor Swift yang diedit
menjadi telanjang.
Hal ini tentu saja membuat Taylor Swift murka. Lewat akun media
sosialnya, ia berkata bahwa ia tidak pernah dimintai izin bahwa namanya akan
disebut di lirik tersebut. Tiba-tiba, video percakapan Taylor Swift yang
memberi izin pada Kanye West lewat saluran telepon menggegerkan dunia maya.
Karena video itulah, tagar #TaylorSwiftIsOverParty trending topic di
Twitter dan reputasi Taylor Swift sempat di-cancel oleh publik.
Siapakah yang merekam video tersebut? Scooter Braun. Pada 2019, di tahun
yang sama ketika ia membeli semua master dari album-album Taylor Swift—tersebar
bukti bahwa video itu adalah video editan. Faktanya, Taylor Swift memang tidak
pernah setuju diikut sertakan dalam drama yang diciptakan oleh Kanye West,
Scooter Braun, dan kawan-kawan.
Hal Apa yang Dilarang oleh
Scooter Braun kepada Taylor Swift?
Di acara American Music Awards 2019, Taylor Swift dinobatkan sebagai
“Artist of the Decade” namun karena ia tidak memiliki semua master dari
lagu-lagu lamanya, Scooter Braun tidak mengizinkan Taylor Swift untuk
menyanyikan medley dari lagu-lagu tersebut.
Di film dokumenter Taylor Swift yang berjudul Miss Americana (2020),
Scooter Braun juga tidak mengizinkan pihak Netflix untuk menggunakan lagu-lagu
lama itu. Meskipun pada akhirnya, Taylor Swift tetap diperbolehkan
membawakan lagu-lagu lamanya.
Scooter Braun ingin membuat perjanjian dengan Taylor Swift. Scooter
Braun memperbolehkan Taylor Swift membeli master-master tersebut dengan satu
syarat, yaitu Taylor Swift dilarang mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya
kepada awak media. Taylor Swift tidak menyetujui syarat ini, mengingat Scooter
Braun secara publisitas telah merundungnya pada 2016 lalu.
Atas perseturuan ini, Kelly Clarkson secara terang-terangan mendukung
Taylor Swift. Dalam cuitannya, Kelly Clarkson memberi saran pada Taylor Swift
untuk merekam ulang enam album pertamanya. Atas saran inilah, Taylor’s
Version pun rilis.
Apakah Perilisan Taylor’s
Version Legal Secara Hukum?
Jawabannya adalah ya, legal secara hukum. Taylor Swift menulis semua
lagunya, itulah mengapa ia memiliki hak untuk merekam ulang lagu-lagu tersebut.
Bahkan, di lagu “Untouchable” dari album Fearless yang
merupakan cover dari lagu milik Luna Halo, nama Taylor Swift tercantum di
bagian kredit karena ia menulis beberapa lirik tambahan untuk lagu
tersebut. Penting bagi musisi untuk menulis lagunya sendiri agar jiwanya
tertuang di dalam lagu yang ia nyanyikan.
Fearless (Taylor’s Version) dan Red
(Taylor’s Version) rilis di tahun 2021. Speak Now (Taylor’s
Version) dan 1989 (Taylor’s Version) juga telah rilis
di tahun 2023. Diperkirakan, Reputation (Taylor’s Version) dan Taylor
Swift (Taylor’s Version) akan rilis pada tahun 2025 (update:
prakiraan ini salah karena dilansir dari surat yang Taylor Swift unggah di
situsnya, ia mengaku bahwa ia belum merekam ulang Reputation).
Sejak tahun 2018, Taylor Swift menanda tangani kontrak dengan Republic
Records. Di bawah naungan label rekaman barunya, Taylor Swift memiliki semua
masternya. Oleh karena itu, album-album barunya yang didistribusikan oleh Republic Records yaitu Lover (2019), folklore (2020), evermore (2020), Midnights (2022), THE TORTURED POETS DEPARTMENT (2024), dan The Life of a Showgirl (2025) tidak perlu direkam ulang karena semua master dari album tersebut sudah
dimiliki oleh Taylor Swift.
Apa yang Membedakan Taylor’s
Version dengan Versi Orisinal?
Hal pertama yang membedakan Taylor’s Version dan versi
orisinal, tentu saja—kepemilikan masternya. Hal kedua adalah, vokal Taylor
Swift yang berevolusi dan instrumen yang terdengar tidak terlalu sama. Hal
ketiga, sampul album yang berbeda.
Ada hal lain yang menarik dari rekam ulang ini, yaitu “From The Vault”.
Apa itu “From The Vault”? Dalam bahasa Indonesia, “From The Vault” diartikan
sebagai “Dari Brankas”. Jika yang Anda simpan di dalam brankas adalah uang,
lain halnya dengan Taylor Swift. Ia menyimpan lagu-lagu yang tidak jadi ia
rilis di dalam brankasnya.
Sebagai contoh, lagu “Mr. Perfectly Fine (Taylor’s Version) (From The
Vault)” dari album Fearless (Taylor’s Version) yang 2008
silam, tidak dirilis entah karena lagu tersebut terlalu pop untuk album country
atau karena Scott Borchetta menganggap sudah terlalu banyak lagu patah hati di
album Fearless.
Contoh lainnya, lagu “All Too Well (10 Minute Version) (Taylor’s
Version) (From The Vault)”—judul yang panjang memang—dari album Red
(Taylor’s Version). Versi asli “All Too Well” memang sepuluh menit, namun
2012 silam, durasi yang dianggap terlalu lama itu memaksa Taylor Swift untuk
memangkas durasi “All Too Well” menjadi lima menit.
Dengan rilisnya “From The Vault”, ada elemen-elemen baru yang Taylor
Swift tuang di album-album lamanya.
Apa Kekurangan Taylor’s
Version?
Di luar Taylor Swift yang berani memegang hak cipta karya-karyanya dan
warna-warni “From The Vault”, proyek ini tidak luput dari ketidaksempurnaan.
Menurut sependengaran telinga saya, makin ke sini—baik secara teknis maupun
secara penghayatan nyanyian—kualitas Taylor’s Version makin
menurun.
Secara keseluruhan, Fearless (Taylor’s Version) berada
di posisi album rekam ulang terbaik. Red (Taylor’s Version) yang
memiliki vault tracks terbaik bisa saja menggeser posisi
itu, andai lagu-lagu pop di album tersebut seperti “22 (Taylor’s Version)” dan
“We Are Never Ever Getting Back Together (Taylor’s Version)” tidak mengalami
penurunan secara kualitas. Banyak Swifties yang merasa kecewa dengan “I Knew
You Were Trouble (Taylor’s Version)”, namun telinga saya aman-aman saja
mendengarnya. Merekam ulang lagu-lagu pop adalah tantangan besar bagi Taylor
Swift yang sudah tidak lagi bekerja dengan Max Martin dan Shellback, dua
produser dari lagu-lagu popnya.
Tidak hanya dari segi audio, ada pula sebagian lagu yang mengalami
penurunan secara emosional. Contohnya, lagu “Enchanted (Taylor’s Version)” dan
lagu “Sparks Fly (Taylor’s Version)” dari album Speak Now (Taylor’s
Version) yang tidak lagi terdengar seperti seorang gadis yang sedang
kasmaran. Hal itu dapat dimaklumi karena Taylor Swift bukan lagi seorang remaja
ketika menyanyikan ulang lagu-lagu itu. Terasa sulit bukan ketika Anda harus
mengonstruksi kembali sebuah perasaan yang Anda punya tiga belas tahun lalu?
Saya yang menempatkan 1989 sebagai album Taylor Swift
favorit saya setelah folklore dibuat kecewa dengan 1989
(Taylor’s Version). Tidak hanya penurunan audio dan penurunan emosional,
album itu juga memiliki vault tracks terburuk—lagu-lagu dari
brankas yang sering saya skip karena lebih baik tetap disimpan
di brankas saja.
Pasalnya, vault tracks tersebut lebih cocok ditempatkan
di Midnights, bukan di 1989 (Taylor’s Version). Tidak
ada unsur 1989 yang saya dengar. Bahkan, lagu-lagunya
terdengar lebih Midnights dibanding Midnights itu
sendiri.
1. “Suburban Legends (Taylor’s Version) (From The Vault)” mirip dengan
“Mastermind”
2. “Now That We Don’t Talk (Taylor’s Version) (From The Vault)” mirip
dengan “Question...?”
3. “Is It Over Now? (Taylor’s Version) (From The Vault)” mirip dengan
“Labyrinth”
Namun ini semua kembali ke selera masing-masing karena secara
subjektif, Midnights adalah album Taylor Swift yang paling
tidak saya sukai selain evermore.
Masih Bolehkah Mendengar Versi
Orisinalnya?
Jawabannya adalah ya, masih boleh. Dengan catatan, versi orisinal yang
didengar adalah lagu-lagu lama yang diputar melalui video klip dan video lirik
di YouTube—karena lisensi video-video tersebut otomatis tersalur ke Taylor’s
Version.
Jika Anda pernah membeli kaset atau piringan hitam album-album lama
Taylor Swift, tentu saja Anda bebas mendengarnya. Begitu pula jika Anda pernah
membeli lagu-lagu lama Taylor Swift di situsnya atau di Apple Music.
Namun jika Anda ingin stream audionya saja, diharamkan
mendengar versi orisinal dan diwajibkan mendengar Taylor’s Version.
(Update: pernyataan ini relevan sampai 29 Mei 2025 karena pada 30
Mei 2025, Taylor Swift membeli hak master enam album pertamanya. Maka, lagu-lagu
lamanya sudah boleh didengarkan).
Apakah Memiliki Master Memang
Sepenting Itu?
Ya. Jika Anda memiliki master, Anda berhak memegang kendali terhadap
lagu-lagu yang Anda tulis sendiri. Hal ini dibuktikan oleh Taylor Swift pada
April 2024 lalu. Saat itu, lagu-lagu yang didistribusikan oleh UMG (induk dari
beberapa label rekaman, termasuk Republic Records) hilang dari aplikasi
TikTok. Sound lagu-lagu itu hilang karena UMG memiliki masalah
hak cipta dengan TikTok. Taylor Swift merupakan musisi dari UMG yang katalognya
utuh dan tidak hilang dari TikTok karena ia memegang masternya sendiri.
Bagaimana Dampak Taylor’s
Version bagi Pendengar Baru?
Proyek ini disambut dengan antusiasme yang luar biasa baik oleh Swifties
yang sudah “sepuh”, maupun oleh newbie Swifties. Bagaimana
tidak? Taylor Swift menghidupkan kembali era-era lamanya sehingga pendengar
baru diberi kesempatan untuk hidup di era-era itu.
Ada pula beberapa video klip baru yang dirilis.
1. All Too Well: The Short Film yang dibintangi Sadie
Sink dan Dylan O’Brien.
2. I Bet You Think About Me (feat. Chris Stapleton) (Taylor’s
Version) (From The Vault) yang disutradarai Blake Lively dan
dibintangi Miles Teller.
3. I Can See You (Taylor’s Version) (From The Vault) yang
dibintangi Taylor Lautner, Joey King, dan Presley Cash.
Video klip-video klip tersebut menambah imajinasi pendengar terhadap
visualisasi dari album-album yang direkam ulang.
Setelah lima tahun tidak mengadakan tur, Taylor Swift kembali dengan
konser global “The Eras Tour”—konser yang menampilkan 45 lagu dari 10
era selama 3 jam. “The Eras Tour” merupakan
taktik pemasaran yang jenius. Tidak hanya mempromosikan Taylor’s
Version dan memperkenalkan ulang sepuluh era, “The Eras Tour” adalah
salah satu tur terbaik tahun ini yang menampilkan konsep, visual, kostum,
properti, penari, dan band yang memukau. Dilansir dari Billboard, tur ini
menjadi tur konser terlaris oleh wanita.
Para pendengar baru yang berdatangan karena Taylor’s Version dan
“The Eras Tour” membuat Taylor Swift menduduki posisi sebagai musisi dengan
pendengar terbanyak kedua di Spotify setelah The Weeknd. Per Mei
2024, ia memiliki 108 juta pendengar bulanan.
Suka atau tidaknya dengan Taylor’s Version, mari hargai
usaha seorang musisi yang berjuang mendapatkan semua master dari lagu-lagu yang
ia tulis sendiri. Jika Anda tetap bersikeras memutar versi orisinal, artinya
Anda sama saja menyumbang pundi-pundi royalti kepada Scooter Braun—seorang pria
di dunia bisnis yang culas.
(Update: pernyataan ini sudah tidak relevan lagi. Taylor Swift telah membeli hak master enam album pertamanya. Oleh karena itu, memutar lagu-lagu lamanya kini diperbolehkan).
Referensi:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Taylor_Swift_masters_dispute
https://youtu.be/uljP3x7_42M?si=C2BaYFn70sQ0jyug
https://youtu.be/pB1nyP_O7II?si=mr1TBSkWXOT9jsOf
https://twitter.com/taylorswift13/status/1195123215657508867?t=_MF8U1aogkVQtYlEaDIvyg&s=19
https://x.com/kellyclarkson/status/1150168164853882880?t=SUx2NMLrIW-AlKFLMhjDkA&s=09
https://twitter.com/TheSwiftSociety/status/1778413157817475073?t=Qf8tpNh3OPjTvI-hzGvV4Q&s=19
https://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_highest-grossing_concert_tours_by_women

Komentar
Posting Komentar